Category Archives: Spirit

Harga 212 Mart Lebih Mahal, Itu Perjuangan

December 18, 2017 Posted by: Sri Sugiarti

Ketua Komunitas Koperasi Syariah 212 Pasar Rebo, Slamet Arifin mengatakan, tidak mempermasalahkan meskipun 212 Mart Kalisari berdekatan dengan toko tetangga.

Menurutnya, yang terpenting adalah bisa merubah pola pikir jamaah untuk belanja di toko miliknya sendiri yaitu 212 Mart Kalisari ini. Karena toko ini adalah milik umat, dari umat, oleh umat, dan untuk umat.

“Kalau kita bisa merubah pola pikir jamaah, maka insyaAllah bukan masalah besar. Makanya yang paling berat adalah merubah pola pikir, bagaimana kita punya ghirah, bagaimana kita punya militansi untuk belanja di toko sendiri. Itu yang paling berat tapi harus dilakukan,” ungkap Slamet.

Namun demikian, Slamet mengakui kadang selisih harga masih jadi masalah. Dalam setiap sosialisasi 212 Mart, dirinya mengaku, jamaah kerap melontarkan pertanyaan terkait selirih harga tersebut.

“Ketika, saya sebutkan harga kurang lebih sama, maka sebenarnya itu sudah reda pertanyaan,” ujarnya.

Tetapi, kata dia, dirinya selalu mengajak jamaah untuk semangat militansi. Slamet pun mencontohkan ucapan Ustad Abdul Somad.”Kalau jauh sedikit itulah langkah ibadahmu, kalau mahal sedikit itulah infakmu. Kalau lebih mudah-mudah terus, perjuanganmu yang mana?”.

“Jadi itulah nilai perjuangan yang ada di 212 Mart. Baru terasa sedikit lebih mahal, tempat lebih jauh dan sebagainya. Justru itu perjuangan kita, dan itu jangan lupa dicatat oleh Allah SWT. Tidak sia-sia,” tegas dia.

Slamet tak memungkiri kalau harga memang selalu menjadi pertimbangan ibu-ibu. Oleh karena itu, kata dia, kita tidak boleh berhenti mengajak mereka dan memberikan pemahaman bahwa 212 Mart ini toko milik mereka.

“Kalau pun sedikit lebih mahal, nanti diakhir tahun kita akan mendapatkan keuntungan,” tukasnya.

Sedangkan, lanjut dia, kalau belanja di toko sebelah nggak dapat untung. Toko itu milik orang asing, yang kalau dapat untung dibawa ke negerinya.

“Perjuangan Islam di luar negeri itu berat sekali. Kita ini hanya diselembelih 500 rupiah. Nggak seberapa, tidak akan kaya hanya sekedar segitu,” pungkas Slamet.

.

.

212 Mart Cikarang Barat
(Koperasi Amanah Mulia Usaha Sejahtera)
(KAMUS)
Cikarang Barat, Bekasi

Jamaah Retailiah Indonesia

Jamaah Retailiah Indonesia
August 25, 2017 Posted by: Koperasi Syariah 212 Category: Blog

Oleh: Ahmad Juwaini (Direktur Eksekutif Koperasi Syariah 212)

Kaum Muslimin telah diberikan panduan langsung dari Allah SWT Sang Pemilik Alam Semesta ini agar melaksanakan shalat berjamaah dengan tertib dan rapi.

Jika imam telah bergerak melaksanakan takbir, maka semua makmum serentak mengikutinya. Begitupun apabila imam ruku dan sujud, semua jamaah harus ruku dan sujud.

Semua gerakan makmum terbimbing melalui komando dari imam. Semua jamaah melaksanakan gerakan secara serempak, sehingga membentuk harmoni yang indah.

Perilaku shalat berjamaah ini, hendaknya dipraktikkan umat Islam dalam segala bidang kehidupan. Demikian pula dalam bidang ekonomi, umat Islam harus mempraktekkan pola ekonomi berjamaah. Gerakan ekonomi umat harus mencerminkan perilaku berjamaah yang bergerak tertib dan rapi. Umat harus membiasakan diri menjalankan praktek ekonomi yang tertata dalam satu barisan yang serempak.

Salah satu bidang ekonomi yang harus menjadi garapan umat secara berjamaah adalah bidang retail. Berpuluh tahun, umat Islam mengalami keterpurukan dalam bidang retail. Kehidupan retail umat dikuasai oleh tangan-tangan asing dan mereka yang bukan Muslim. Sumber daya belanja umat dalam bidang retail yang begitu besar dikeruk oleh mereka dengan leluasa.

Manakala sebagian umat Islam berusaha membuka toko retail, maka tidak berapa lama kemudian akan dikepung dengan toko mereka yang begitu kuat. Begitu mudah toko umat dikalahkan, karena hampir semua umat pelaku retail bergerak secara sendiri-sendiri.

Umat Islam selaku pembeli, tercerai-berai dalam kepentingan personal. Umat Islam hanya mementingkan logika kepentingannya secara individual. Kalau barangnya tersedia, harganya murah, pelayanan baik, lokasinya dekat, maka langsung dibeli.

Tidak penting lagi melihat apakah penjualnya Muslim atau bukan Muslim. Umat Islam hanya bertindak nafsi-nafsi sesuai dengan dorongan rasional individual semata. Padahal dalam kondisi pabrik-pabrik dikuasai, distributor dikuasai, sistem pasokan dikuasai, maka teramat berat bagi umat Islam untuk langsung head to head mengadu kekuatan faktor obyektif semata.

Di sinilah pentingnya umat untuk kembali merapikan barisan dalam bidang retail. Umat Islam harus segera membentuk jamaah retailiah yang kokoh. Pondasi dasar pembangunan jamaah retailiah ini adalah niat mengabdi kepada Allah SWT untuk mengembalikan kejayaan ekonomi umat.

Dibutuhkan energi pemihakan umat untuk mengutamakan kepentingan sesama umat di atas kepentingan obyektif individual. Energi pemihakan ini setidaknya diperlukan pada fase awal pembangunan jamaah retailiah.

Tentu saja setelah bangunan jamaah retail ini mulai rapi, semua jaringan retail umat juga harus sanggup untuk bertarung dalam keunggulan obyektif sebagai jaringan retail profesional dan sehat.

Energi pemihakan ini harus dipandang sebagai upaya pengorbanan umat dalam rangka mencari keridhoan dari Allah SWT. Umat Islam harus bersama-sama patungan untuk menegakkan outlet-outlet minimarket Muslim. Umat juga harus bersama-sama membangunkan jaringan distributor Muslim. Tentu saja umat Islam pun harus menghadirkan pabrik-pabrik yang menghasilkan berbagai produk yang diperlukan Muslim. Akhirnya tentu saja umat Islam juga harus memiliki pasokan bahan baku untuk memenuhi kebutuhan pabrik dan konsumen Muslim.

Umat Islam harus belajar berkawan dan bekerjasama dengan sesama Muslim. Selama usaha retail itu milik Muslim, maka umat Islam harus mendukung. Bukan hanya saling mendukung, juga bisa saling sinergi dan memperkuat.

Umat Islam harus membuat rantai berjenjang jamaah retailiah. Setiap komponen umat yang terlibat dalam bidang retail akan membentuk barisan yang terhubung dengan rapi. Manakala jaringan jamaah retailiah ini tertata dengan baik, maka setiap bagian umat akan menjadi bagian dari orkestra ekonomi umat yang terpandu dengan baik oleh dirigen umat yang kompeten dan dipercaya.

.

Sumber:
https://www.koperasisyariah212.co.id/jamaah-retailiah-indonesia/

.

.

212 Mart Cikarang Barat
(Koperasi Amanah Mulia Usaha berSama)
(KAMUS)
Cikarang Barat, Bekasi

Indonesia Berjamaah

Indonesia Berjamaah
August 28, 2017 Posted by: Koperasi Syariah 212 Category: Blog

Oleh: Abdussalam (General Manager (GM) Koperasi Syariah 212)

Di sebuah grup yang saya ikuti, ada yang bertanya begini, setelah si penanya sebelumnya memosting berita tentang segala lini produk dalam negeri kita ternyata sudah banyak yang dikuasai oleh Asing atau Aseng. Terakhir, dia bertanya, “Kenapa hal ini bisa terjadi di Negeri kita?? Padahal kita mayoritas Muslim?”

Spontan saya mencoba menjawab.

“Ini bisa saja terjadi kawan, bahkan sangat mungkin terjadi, ketika umat Islam sebagai mayoritas di Negeri ini tidak lagi mengindahkan nilai-nilai imtaq dan budaya berjamaah yang menjadi ciri khas (karakter) bangsa ini sejak dahulu. Kita dulu itu bisa mengalahkan penjajah Belanda, Jepang, tentara sekutu, bukan karena senjata kita hebat, punya pesawat jet tempur siluman, nuklir, dan lain-lain. Tapi karena kita Berjamaah, bersatu.

“Dulu, saya masih ingat, sewaktu saya masih kecil, dan anak-anak seumuran saya, rerata mayoritas orang tuanya, selepas maghrib, kami semua dididik oleh orang tua kami masing-masing untuk senantiasa istiqamah nderes Alquran, belajar tajwid, mengaji ilmu agama secara silih berganti, dengan sistem kuno, yaitu sorogan, kadang tentang fikih (masalah ibadah dan muamalah sehari-hari), tauhid (keesaan tuhan), akidah (keyakinan paham ahlussunnah wal jamaah), nahwu sharraf, dan sebagainya.

Mengaji hingga masuk waktu shalat Isya, kita shalat Isya Berjamaah. Di situ kita ditanamkan oleh orang tua kita, akan nilai-nilai religius yang menjadi karakter diri kita, seperti makna sebuah kejujuran, kebersamaan, ketekunan, sopan santun, amanah, kedisiplinan, etika menghadap kepada Tuhan, dan hubungan sesama, dan sebagainya.

Tapi sekarang, kita menyaksikan, anak-anak kita sehabis maghrib, sudah menongkrong di depan TV sambil menonton sinetron, orangtuanya sibuk bermain HP, atau masih sibuk mengurusi dunia, shalatnya sendiri-sendiri, kadang bolong-bolong. Hingga akhirnya, generasi yang muncul saat ini adalah generasi sinetron; pandai bersandiwara, pandai berbual, dan mudah digoyah karakternya dengan fulus dan dunia, mudah terpedaya dengan tampilan indah di luar namun busuk di dalam.”

“Saya jadi teringat, Kisah Sejarah Islam di waktu Zaman Khalifah Ali Bin Abi Thalib, saat beliau ditanya rakyatnya, “Wahai Imam, kenapa keadaan kaum Muslimin kacau balau, penuh pemberontakan, dan tidak bersatu? Padahal dulu di Zaman Rasulullah Saw aman, sejahtera, semuanya rukun dan bersatu? ” Jawaban beliau sangat sederhana dan ini menjadi cambuk buat kita semua. Beliau menjawab, “Dulu waktu Rasulullah Saw masih hidup dan memimpin kami, rakyat yang dipimpinnya adalah seperti kami. Dan sekarang giliran kami yang memimpin, rakyat yang dipimpinnya seperti kamu! “.

Kualitas generasi dari masa ke masa, terus mengalami kemerosotan. Baik soal akidah, tauhid, fikih, muamalah (ekonomi), siyasah (politik), dan ghiroh bela Islamnya lemah. Generasinya tidak bisa membaca Alquran, apalagi memahami ajarannya dengan baik. Karena mereka lebih suka yang serba instan. Makannya mie instan, belajarnya juga instan, cukup pada Kyai Google, hingga ingin kaya secara instan. Wajar kalo pada akhirnya kekayaannya juga hilang secara instan.

Zaman sekarang, ghiroh kita bersatu (berjamaah) hanya pada sebatas saat shalat. Habis itu, kembali lagi jalan sendiri-sendiri. Bermuamalah sendiri-sendiri, buka toko retail sendiri-sendiri, bisnis properti sendiri-sendiri, semua dilakukan secara individu. Takut berjamaah, karena takut bagiannya berkurang atau sedikit karena dibagi kepada orang banyak.

Para sahabat di zaman dulu, ghiroh berjamaah diaplikasikan bukan hanya pada saat shalat, melainkan di semua aspek, mulai ibadah, muamalah, dan siyasah. Sehingga umat Islam terdahulu bisa mengalahkan Kerajaan Bizantium Romawi dan Persia yang sangat besar karena jemaahnya kuat.

Filosofi berjamaah itu, Imamnya satu, lainnya makmum. Satu komando dari imam, lainnya ikut. Bukan berjamaah, jika Imamnya banyak, atau makmumnya bergerak sendiri-sendiri. Jadi, makna jemaah itu, harus ada yang diangkat menjadi pemimpin, dan lainnya menjadi makmum yang taat pada Imamnya. Jangan jadi pihak ketiga kata Nabi, maka kau akan celaka. Yaitu menjadi Imam yang tidak ditaati makmumnya atau menjadi makmum yang tidak taat kepada imamnya.

Masjid di zaman Nabi tidak hanya dijadikan sebagai pusat kegiatan ibadah un sich, melainkan juga difungsikan untuk bermusyawarah tentang ekonomi ummat, keadaan politik ummat, sosial ummat, dan sebagainya. Ini harus digalakkan kembali. Agar ummat menemukan pencerahan dalam setiap problem kesehariannya. Sehingga masjid memiliki daya pikat seperti magnet yang mampu menarik masyarakatnya untuk berjamaah.

Layaknya pasar, karena memiliki magnet yang kuat, yaitu mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, maka pasar selalu ramai, tanpa harus diumumkan datang, tanpa harus diundang, dan tanpa ada panitia Atau EO yang membuat iklan. Masjid jika sudah mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, pasti akan banyak dikunjungi para jamaahnya.

Nah, Sekarang….

Bagaimana kita mau mengalahkan mereka, kalau kita banyak hidup dari hasil mereka. Kita masih menabung membesarkan Bank milik mereka, kita terus mensubsidi dana mereka, kita terus sibuk menjadi pembeli setia produk mereka. Dana-dana kita dengan bangga diletakkan di Bank mereka, dan sebagainya. Jujur saja, silahkan cek ATM yang menghiasi dompet Anda. Lebih dominan Bank milik kita sendiri atau milik asing/aseng? Di sinilah persoalannya!

Ini adalah pekerjaan rumah (PR) kita bersama. Mari Kita mulai dari dalam rumah sendiri. Jangan terlalu ambisi ingin memperbaiki seluruh ummat, perbaiki diri sendiri dulu, keluarga di rumah, perkuat barisan kecil kita di dalam rumah, shalatnya, ngajinya, infaknya, kemudian perbaiki hubungan dengan tetangga sekitar, dan baru merambah ke bagian yang lebih luas. Kadang, banyak orang hebat, bisa memimpin rapat dengan ribuan karyawannya, namun belum tentu hebat ketika memimpin rapat di rumahnya atau di RT/RW nya.

Kadang ada juga yang hebat dengan teori ekonominya di kampus dan di seminar, tapi belum pernah satu pun menerapkan ilmu ekonominya pada kondisi bisnis riil di lapangan. Karena belum tentu mereka yang jago teori risk management, jago teori wirausaha, dia akan berhasil memimpin usaha di lapangan. Karena teori kadang indah di buku teks, dan bertolak dengan realita di lapangan. Semoga kita terus diberikan hidayah dan inayah oleh Allah Swr agar terus Istiqomah di jalan-Nya dan terus menjadi manusia yang anfa’uhum linnas, selalu Berjamaah dan bangun generasi anak-anak kita cinta Alquran dan Nabinya.

Allahu Akbar!!!

#RenunganPribadi

Buat Diri Saya sendiri.

.

Sumber:
https://www.koperasisyariah212.co.id/indonesiaberjamaah/

.

.

212 Mart Cikarang Barat
(Koperasi Amanah Mulia Usaha berSama)
(KAMUS)
Cikarang Barat, Bekasi

Energi Dahsyat KS 212

Koperasi Syariah 212 Bisa Kalahkan 9 Naga
August 23, 2017 Posted by: Sri Sugiarti Category: Berita

Rangkuman 3 Faktor Kebangkitan Ekonomi Umat:
1. Pertumbuhan midle class Muslim (2030 mendominasi)
2. Persatuan Umat Islam (Spirit 212)
3. Momentum pemilihan pemimpin umat

Chief Excecutive Officer (CEO) Rumah Zakat, Nur Efendi menilai kebangkitan ekonomi umat itu terkait dengan tiga momentum. Pertama, kata Nur, adalah midle class Muslim yang sekarang ini bertumbuh, bahkan diprediksi tahun 2030 itu kelas ini akan mendominasi Indonesia sehingga ini merupakan peluang bagi perekonomian umat. Contoh sekarang ini bisnis hijab menjamur. Ini karena daya pertumbuhan midle class muslim sangat pesat.

Kedua adalah persatuan umat. “Itu kan nggak tahu aksi 212 itu siapa yang menggerakkan umat Muslim bisa berkumpul dalam suatu waktu, tujuh juta orang, tidak ada insiden, tertib, sampah tidak ada, dan pulangnya juga tertib,” ujar Nur kepada Koperasi Syariah 212 ditemui di sela-sela seminar nasional “Zakat dan Pajak untuk Indonesia” di Hotel Sofyan Tebet, Jakarta, Selasa (22/8).

Nah, kata Nur, persatuan umat inilah momentum kebangkitan ekonomi yang harus diambil peluangnya. “Maka kalau 212 itu bikin Koperasi Syariah 212, itu sudah benar. Sekarang ini launching minimarket 212Mart. Semua itu karena persatuan umat, coba kalau nggak ada. Itu nggak akan terjadi,” ungkap Nur.

Nur mengaku setuju didirikannya KS 212, adalah kekuatan umat. Jika umat tidak bersatu, tidak ada wadah akhirnya sendiri-sendiri, lagi-lagi, peluangnya pun diambil oleh asing-aseng.

Dikatakan Nur, peluangnya harus umat Muslim yang mengambil. Memang dimulai dari yang kita bisa dulu, skalanya kecil tapi lama-lama akan membesar. “Sembilan Naga itu juga tidak ujug-ujug besar, dikembangkan dari sesuatu yang kecil, mereka sendiri kemudian bersatu dan membesar.
Sekarang ini, kita bersatu, kita juga bisa seperti Sembilan Naga. KS 212 bisa mengalahkannya,” ungkapnya.

Nur berharap 212 Mart, ke depannya memiliki pabrikan sendiri. “Kalau punya pabrikan sendiri, itu keren banget bisa mengantikan produk-produk Unilever,” tukasnya.

Namun demikian, Nur berpesan jika nanti memiliki pabrikan, harus hati-hati,jangan kelihatan. Karena menurutnya, kalau sampai kelihatan nanti diborong semua malah tidak bisa produksi lagi alias dimatikan.

Nur pun mencontohkan, seperti kasus mie instan Salami, milik pengusaha Muslim, yang sekarang tidak dipasarkan lagi. “Masih ingat mie Salami nggak? Sekarang sudah nggak ada. Itu dibeli oleh Indofood,” ujarnya.

Nur pun mengibaratkan, telur yang berpotensi jadi ayam. Sehingga harapan Nur, KS 212 ini seperti halnya telur yang berpotensi menjadi peradaban yang besar melalui ekonomi umat.

Adapun yang ketiga dalam kebangkitan ekonomi umat yang paling penting kata Nur, adalah momentum pemimpin pilihan umat.”Jakarta ini jadi momentum. Kalau Jakarta dijadikan duplikasi di daerah-daerah lain, keren. Selesai itu urusan,” tegasnya.

Terdekat lanjut dia, daerah Jawa Barat itu harus dipimpin oleh pemimpin pilihan umat, begitu juga Jawa Tengah.” Jadi menurut Nur, tiga momentum itu yang tepat untuk wujudkan kebangkitan ekonomi umat Muslim Indonesia.

.

Sumber:
https://www.koperasisyariah212.co.id/koperasi-syariah-212-bisa-kalahkan-9-naga/

.

.

212 Mart Cikarang Barat
(Koperasi Amanah Mulia Usaha berSama)
(KAMUS)
Cikarang Barat, Bekasi

212Mart Bojong Kulur

KitaMart dan 212Mart Bojong Kulur adalah Saudara
August 9, 2017 Posted by: Sri Sugiarti Category: Blog

Setelah sukses mendirikan KitaMart, kini Koperasi Sejahtera Bersama Syariah (SBS) Bojong Kulur, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat, menghadirkan 212Mart, pada Sabtu (6/8) lalu.

Pendirian Kita Mart dan 212 Mart ini berkat berjamaahnya umat Muslim Bojong Kulur yang bergabung dalam komunitas Koperasi Syariah 212. Menggunakan kendaraan, badan hukum Koperasi SBS, mereka pun menggelorakan semangat kebangkitan ekonomi umat dengan mendirikan Kita Mart dan 212 Mart.

“KitaMart dan 212Mart itu saudara, berada di bawah naungan Koperasi SBS. Hadirnya kedua toko berbasis Islami ini agar masyarakat Bojong Kulur tahu bahwa Kita Mart dan 212Mart adalah sama,” ujar General Manager Kita Mart dan 212Mart Bojong Kulur, Puarman Kahar.

Puarman mengibaratkan pengembangan mini market berbasis Islam di Bojong Kulur itu seperti strategi perang. Menurutnya, kalau kita hanya satu brand, ibarat strategi gajah. Kalau ditembak satu gajah, akan mati semua gajahnya. Tapi kalau banyak brand, seperti KitaMart, 212Mart, SodaqoMart, HalalMart, dan lainnya, lebih aman.

”Nah, itu kami pakai strategi semut. Kalau satu di antara kami digoyang, yang satu bisa menggigit. Dua digempur, yang tiga bisa masih berkembang. Jadi, kalau kita bisa saling menguatkan bangkitkan ekonomi umat,” ungkap Puarman.

Puarman menjelaskan, awal mendirikan KitaMart pada 16 April 2017 lalu dengan jumlah investor menncapai 520 orang. Kini seiring waktu telah berjumlah 1000 orang dan berkomitmen mendirikan 212Mart. Di mana setiap anggota Komunitas KS 212 Bojong Kulur akan mendapatkan kartu yang ada dua logonya yaitu KitaMart dan 212Mart. Logo ini untuk mempermudah mereka belanja pembuktian sebagai anggota yang tentunya akan mendapatkan benefit dalam model sharing economy ini.

Dalam penyertaan modal mendirikan 212Mart Bojong Kulur ini, tentu ada perbedaan. Pada KitaMart, investor diperbolehkan penyertaan modalnya sebesar Rp 1 juta perorang tidak boleh lebih, dan juga tidak boleh suami-istri. Namun, untuk 212Mart ini, penyertaan modal hingga Rp 5 juta pun diperbolehkan, begitu juga suami istri boleh ikut serta berinvestasi.

Menurutnya, target lima untuk mendirikan minimarket Islami tetap akan diwujudkan. Dan, kini Bojong Kulur telah memiliki dua yaitu KitaMart dan 212Mart. Namun dalam strageti bisnis, kata Puarman, setelah sukses mendirikan dua minimarket dengan dua brand. Maka ketiga akan membuat aplikasi delivery service berbasis Android.

”Kami sedang siapkan aplikasinya. Jadi, nanti masyarakat Bojong Kulur dan sekitarnya termasuk warga Kota Wisata bisa belanja di toko kami pakai aplikasi Android ini. Nah, barang-barangnya diambil dari KitaMart dan 212Mart,” jelas Puarman.

Oleh karena itu, Puarman berharap ke depannya persediaan jumlah barang bisa tercukupi seperti si merah dan si biru. Sehingga orang tidak ada alasannya lagi beralih belanja ke si merah dan si biru, karena semuanya sudah tersedia lengkap di KitaMart dan 212Mart.

.

Sumber:
https://www.koperasisyariah212.co.id/kitamart-dan-212mart-bojong-kulur-adalah-saudara/

.

.

212 Mart Cikarang Barat
(Koperasi Amanah Mulia Usaha berSama)
(KAMUS)
Cikarang Barat, Bekasi

212Mart Medan Omzet 66 Juta

212Mart Medan Raih Omzet Rp66 Juta per Hari
August 14, 2017 Posted by: Ibrahim Aji Category: Berita

Tiap grand opening (GO) sebuah gerai 212Mart, ditungu-tunggu kabarnya, berapa nilai transaksi dibukukan? Meskipun ada hari-hari berikutnya, omzet hari pembukaan menjadi penting sebagai salah satu indikator kepopuleran gerai tersebut.

“Omzet kami kemarin Rp66,716 juta. Sebenarnya bisa sampai Rp80 juta, tapi took sudah kepenuhan, bingung, sampai jam 10 malam pula, jadi tidak sanggup melayani”, kata Muhammad Rinaldy Hidayah (40), Ketua Komunitas Koperasi Syariah 212 Medan kepada Koperasi Syariah 212 dihubungi Senin (14/8).

Jika di 212Mart Bojong Kulur sebelumnya, barang keburu habis sehingga gagal meraih potensi omzet Rp100 Juta, di 212 Mart Medan ini barangnya masih ada, sudah disiapkan untuk kemungkinan warga memborong. Hanya, kapasitas mesin registernya belum sanggup melayani transaksi terus menerus tanpa henti sepanjang hari.

“Tapi kami bersyukur, alhamdulilah nomor dua terbesar”, kata Rinaldy bersyukur. Di peringkat pertama nasional masih bercokol 212Mart Bojong Kulur, Cileungsi Bogor dengan omzet Rp76 Juta pada hari GO-nya. Di tempat ketiga ada 212Mart Limus Pratama dengan omzet Rp40 Juta di hari GO.
Baca: Dahsyat! 212Mart Bojong Kulur Raih Omzet Tertinggi Rp76 Juta Per Hari dan #212Mart Limus Pratama Raih Omzet Rp60 Juta

PT Berani

Gerai 212Mart yang pertama di Medan ini terletak di Jl. Karya Jaya No. 207 E/F, Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan, Sumatera Utara 20147, bisa dilihat di Google Maps di alamat https://goo.gl/maps/mGZWGSvBF362. Gerai 212Mart didirikan dengan badan hukum Perusahaan Terbatas (PT) Berkah Anak Negeri atau sering disingkat juga PT Berani.

Didirikan oleh PT Berani, gerai ini dimiliki oleh 159 pemegang saham dari PT Berani. “Semua pemegang saham itu, tercatat di AD ART perusahaan, jadinya tebal sekali”, kata Rinaldy. Ini menarik, karena Di gerai lainnya, biasanya dimiliki oleh koperasi.

Rinaldy, menjelaskan mengapa pihaknya memilih badan hukum PT, karena mengikuti saran dari Ketua Umum Koperasi Syariah 212, Dr. M. Syafii Antonio MEc, beberapa bulan lalu. Dalam edaran mengenai tata cara pendirian 212Mart, Pengurus Koperasi Syariah 212 menyarankan badan hukumnya antara lain adalah PT dengan pemilik saham minimal 100 orang atau koperasi dengan anggota minimal 100 orang. Banyaknya pemilik saham dan anggota koperasi ini yang dianggap bisa lebih mewujudkan keberjamaahan dalam ekonomi. Praktiknya dimulai dari 212Mart ini.

Dari investor sebanyak 159 orang itu, masing-masing menyetor, terkecil Rp200 ribu, terbesar Rp30 Juta. Memang, saham PT Berani dijual dalam pecahan Rp100 ribu per lembar. Kalau dilihat, kepemilikan saham hingga Rp30 Juta, tetap tidak menjadikan seorang investor menjadi pemilik saham mayoritas, karena hanya menguasai sekitar 5% dari total modal PT Berani. Sedangkan, sesuai petunjuk dari Pengurus Koperasi Syariah 212, kepemilikan saham seseorang tidak boleh lebih dari 10%.

Memang, ada saran dari pengurus Koperasi Syariah 212 sebelumnya, kepemilikan saham atas sebuah gerai 212Mart dipatok rata, misalnya Rp 1 juta per orang. Sehingga, untuk membuka sebuah gerai yang katakanlah membutuhkan dana Rp 600 juta, dibutuhkan 600 orang sebagai investor.

Namun, bagi komunitas Medan ini dirasa kurang cocok untuk diterapkan di daerahnya. “Kami merujuk surat pengurus Koperasi syariah 212, agar semangatnya koperasi, meskipun PT, kalau dibagi rata misalnya kepemilikan sahamnya, ada yang tidak mampu. Karena itu, sebagai ketua Komunitas saya berinisiatif membuatnya dalam per lembar saham dengan maksimum kepemilikan 10% itu. Modalnya dapat, jumlah pemegang sahamnya juga banyak, sehingga prinsip berjamaahnya dapat”, kata Rinaldy menjelaskan.

Dengan model seperti ini, Rinaldy dan timnya berhasil mengumpulkan dana hingga Rp 563 Juta. Gerai 212Mart yang dipilih adalah yang tipe C dengan total biaya Rp 510 Juta, termasuk untuk biaya GO kemarin. Juga, biaya itu termasuk sewa gedung sebesar Rp56 juta per tahun. Baca: Begini Cara Mendirikan 212Mart

Pemiliknya Masyarakat Umum

Siapa para investor itu? Yang pasti anggota Koperasi Syariah 212 dan anggota Komunitas Koperasi Syariah 212 Medan. Komunitas ini sendiri, menurut Rinaldy telah memiliki 350-an anggota dari berbagai kalangan, tidak hanya komunitas atau pengurus masjid.

Di Medan ini, menurutnya pemilik saham 212Mart memang lebih umum, tidak seperti di komunitas lainnya yang kebanyakan jamaah masjid atau komunitas Muslim tertentu. Masyarakat umum dijaring lewat kekuatan Whatsapp Group dan media sosial lainnya. “Memang pengurus komunitasnya harus aktif menjaring investor”, kata Rinaldy yang juga berprofesi sebagai National Sales Manager untuk Doctor P (diapers dewasa).

Jumlah pemilik saham sebanyak 159 ini, kisah Rinaldy, diraih saat anggota komunitasnya baru 200-an. Sekarang anggota komunitas sudah 350, jika buka lagi ia yakin akan lebih banyak investornya. “Kalau nanti kami buka rapat umum pemegang saham (RUPS) lagi akan ada lagi yang daftar”, kata Rinaldy yang mengaku sudah makan asam garam di bidang distribusi consumer goods ini.

Justeru, gerai 212Mart kedua tengah disiapkan di Jl. A.R. Hakim, Kota Medan. Saat ini sudah terkumpul Rp 120 juta dari pemilik saham PT Berani. Sedang menunggu suntikan Rp 280 juta lagi dari pihak ketiga yang mau bekerjasama membuka gerai 212Mart tipe B dengan anggaran mencapai Rp 420 jutaan.

Rencananya, gerai kedua ini dan gerai-gerai 212Mart lainnya akan berada di bawah PT Berani sebagai holding-nya. Nah, pihak ketiga yang mau bekerjasama dengan PT Berani untuk pendirian gerai 212Mart harus masuknya lewat Komunitas Koperasi Syariah 212 Medan.

Lebih dari 20 Distributor

Jika di Jabodetabek, sebuah gerai 212Mart, dapat ditangani suplay barangnya melalui distribution center (DC) PT Hydro Perdana Retailindo atau yang lebih popular disebut Hydro. Nah, kalau di daerah seperti Medan, Hydro belum ada jaringan, sehingga PT Berani harus mencari distributor sendiri. Didapat sekitar 20-an distributor untuk beragam produk fast moving consumer goods. Dari 20-an distributor tersebut, barang masuk diinput oleh pegawai gerai ke sistem POS (Point of Sales) di komputer gerai.

Jadi memang swakelola untuk 212Mart Medan ini. Untuk itu, ketersediaan sumber daya manusia yang andal diperlukan. Rinaldy mengatakan pihaknya akan mengambil satu kepala gerai yang senior di bidang ritel, agar profesionalisme kerjanya terjaga.

Sementara itu, omzet diperkirakan per bulannya di Rp7-10 Juta. Memang, pihaknya mengakui belum membuat promosi-promosi saat ini, namun nanti akan ada. Dana promosi akan diambil dari keuntungan bersih sekitar 5% saja.

.

Sumber:
https://www.koperasisyariah212.co.id/212mart-medan-raih-omzet-rp66-juta-per-hari/

.

.

212 Mart Cikarang Barat
(Koperasi Amanah Mulia Usaha berSama)
(KAMUS)
Cikarang Barat, Bekasi

212 Mart Magelang Omzet 199 Juta

Tak Diliput Media, Rp 199 Juta, Omzet 212Mart Magelang
August 15, 2017 Posted by: Ibrahim Aji Category: Berita

Inovasinya adalah dengan tidak hanya mengandalkan penjualan di dalam gerai, tapi juga di luarnya. Dengan cara, penjualan langsung ke jamaah-jamaah pengajian di Kota dan Kabupaten Magelang. Penawarannya berbentuk paket sembako dan consumer goods senilai Rp 50 ribu sampai Rp 450 ribu per paket. Itupun pembeli bisa top up dan memilih paketnya apa saja.

Gerai 212Mart Magelang sebenarnya sudah soft launching dari bulan Juni 2017, namun baru Grand Opening (GO) pada Sabtu (12/8).

Nah, inovasi itu adalah pada program promosi pra GO, 212 Mart Magelang menawarkan paket lebaran 1438 H itu. Penawaran dilakukan mulai pertengahan Ramadhan 1438 H. “Alhamdulillah, 212 Mart magelang menerima pesanan sekitar 2000 paket senilai Rp. 199.700.000. Pesanan yang berasal dari perseorangan maupun sejumlah instansi di Magelang dan dapat diselesaikan dalam tiga hari sebelum Idul Fitri”, kata Ustad Welly Eka, Ketua Komunitas Koperasi Syariah 212 Magelang kepada Koperasi Syariah 212 dihubungi Selasa (15/8).

Gerai 212 Mart Magelang didirikan dengan berbadan hukum PT Salsabilla Gemilang Sejahtera (SGS). Berbeda dengan PT Berkah Anak Negeri (Berani) yang mendirikan 212Mart Medan, PT SGS tidak mengubah AD/ART-nya menjadi ratusan pemegang sahamnya. Di dalam AD/ ART-nya PT SGS hanya ada lima nama pemegang saham yang masing-masing kemudian mewakili 20-an anggota Komunitas Koperasi Syariah 212 Magelang.

Adapun, tiap anggota Komunitas Koperasi Syariah 212 Magelang, menyetor antara Rp500 ribu sampai Rp 10 juta. Terkumpul Rp 192 Juta saat pendirian di Juli lalu, gerai ini tidak mengambil tipe yang yang sama dengan yang di sekitaran Jabodetabek. Berbeda karena, PT Hydro Perdana Retailindo (Hydro) sebagai distribution center (DC) belum memiliki jaringan hingga Magelang. Sehingga, komunitas pun mencari supplier sendiri.

“Ada beberapa yang masuk sendiri, ada yang kami cari”, kata Ustad Welly Eka. Pun dengan komputer dan system point of sales (PoS), komunitas swadaya saja.

.

Jamaah Pengajian dan Alumni Haji

Siapa investor 212Mart Magelang? Menurut Ustad Welly, memang masih didominasi jamaah pengajian dan alumni haji. Jamaah ini mengikuti kajian rutin di dua tempat di Magelang, satu di Kota dan satu di Kabupaten Magelang. Rerata, tiap kajian dihadiri oleh 400 orang. Memang, banyak dari mereka adalah alumni haji. “Kebetulan saya ketua alumni haji dari travel Al Ittihad, Magelang. Travel ini dimiliki oleh PT Taqwa”, kata Ustad Welly menjelaskan.

Nah, para alumni haji ini yang kebetulan ke Jakarta dan Bogor mengikuti pendirian Koperasi Syariah 212 Januari lalu di Bogor. Lalu membuat komunitas, mendapatkan pengesahan dari Koperasi Syariah 212, lalu mendirikan PT SGS itu, untuk menjalankan bisnis ritel 212Mart.

Pada hari pembukaan lalu, alhamdulilah dalam waktu beberapa jam, dari jam 14.00 WIB sampai jam 17.00 WIB, itupun terpotong mesin register yang hang, gerai 212Mart Magelang mampu membukukan transaksi hingga Rp 6 Juta. Itu yang terekam, karena ketika komputer registernya hang, pencatatan dilakukan manual.

“Hasil bahasan di kami, kami punya beberapa planning untuk mendirikan gerai 212 Mart di beberapa titik, memanfaatkan toko-toko milik anggota. Nanti akan dipasang plang ‘Mitra 212’. Dipasang di warung masjid dan warung rumahan”, kata ustad Welly menjelaskan.

Komunitas Koperasi Syariah 212 Magelang juga berharap dapat mendirikan DC untuk wilayah Jawa Tengah. Namun itu kalau pihak Koperasi Syariah 212 tidak memberikan DC. Pihaknya juga mengaku siap menjalin komunikasi dan kerjasama dengan Komunitas lain di Solo dan Semarang untuk membuat DC sendiri untuk Jawa Tengah jika tidak ada DC dari pusat.

.

Berharap Dukungan SDI

Ustad Welly yang berprofesi di bidang dakwah ini berharap, “Dukungan dan bimbingan dari pusat kepada daerah, terutama di bidang sumber daya insani”, kata Ustadz Welly. Hal ini penting untuk Magelang, karena menurutnya, Komunitas Koperasi Syariah 212 Magelang berbeda dengan Komunitas Koperasi Syariah 212 lainnya, terutama yang di Jabodetabek.

“Kalau di Jabodetabek, ramai. Teman-teman di sana banyak yang professional, ada yang memang bidangnya bisnis. Kalau yang di Magelang ini kebanyakan jamaah pengajian jadi kemampuan bisnisnya kurang. Namun, semangat untuk belajar besar”, kata Ustadz Welly.

Minimarket 212 Mart Magelang terletak di Jalan Pahlawan 106 A Potrobangsan Magelang. Tepatnya setelah Superindo, sederet dengan ruko Ayam Prekju dan Ahmad Dhani Music School. Selain barang dagangan consumer goods biasa, di 212 Mart Magelang ini dapat kita temukan aneka macam produk UKM yang diproduksi oleh anggota Komunitas Koperasi Syariah 212 Magelang seperti, Gula Pasir, Slondok, Kripik Ketela, dan masih banyak yang lainya. Semua barang dagangan yang ada di 212 Mart di jamin halal, tidak menjual rokok dan alat- alat kontrasepsi. Dan yang yang membedakan 212 Mart dengan minimarket- minimarket lain selama waktu shalat tutup selama 15 menit.

.

Sumber:
https://www.koperasisyariah212.co.id/tak-diliput-media-rp-199-juta-omzet-212mart-magelang/

.

.

212 Mart Cikarang Barat
(Koperasi Amanah Mulia Usaha berSama)
(KAMUS)
Cikarang Barat, Bekasi

Pak RT Pun Banggakan 212Mart

Pak RT Pun Banggakan 212Mart
August 2, 2017 Posted by: Sri Sugiarti Category: Berita

Jika sebelumnya kami menanyai tokoh-tokoh di level Nasional, kini kami menanyai tokoh masyarakat di level grass root. Mereka yang sehari-hari benar berinteraksi dengan rakyat. Suyatno, contohnya, Ketua RT 01/RW06 Lubang Buaya, Jakarta Timur ini menyambut baik hadirnya 212 Mart di wilayahnya. Ia berharap 212 Mart Lubang Buaya ini memberi kemaslahatan bagi warga sekitarnya, tidak hanya anggota komunitas Koperasi Syariah 212 Jakarta Timur saja.

“Insya Allah, 212 Mart ini berkah untuk kita semuanya, dalam upaya membangkitkan ekonomi umat Muslim, ” ujar Suyatno, saat peresmian 212 Mart Lubang Buaya, Sabtu (29/7).

Dirinya menyebutkan, keberhakan Allah SWT itu sangat berlimpah tak ternilai. Karena menurutnya, kalau rejeki banyak tapi tidak berkah bisa jadi malah larinya ke rumah sakit. “Buat apa kita banyak duit, tapi sakit? Lebih baik cukup tapi berkah,” tukas Suyatno.

Sebagai orang Jawa, Suyatno berbagi pengalaman ketika dirinya masih tinggal di Yogyakarta. Ketika tinggal di sana, ia sangat akrab dengan para abdi dalem kerajaan Yogyakarta. Gaji mereka itu, kata Suyatno, hanya Rp 50 ribu perbulan. Tapi berkah, cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan menyekolahkan anaknya.

“Meski pun gajinya kecil, para abdi dalem itu berharap keberkahan seorang Raja. Makanya gaji mereka cukup, karena berkah. Apalagi kalau berkahnya dari raja di raja Allah SWT, ya 212 Mart ini,” ungkap Suyatno.

Suyatno menilai hadirnya 212 Mart ini sangat bagus, karena dikelola secara berjamaah melibatkan banyak umat Muslim. Menurutnya, 212 Mart ini akan menjadi barometer kebangkitan ekonomi umat Muslim Indonesia. Pasalnya, dijalankan dengan niat yang tulus dan iklas semuanya bisa saling diridhoi Allah SWT.

“Sabda Rasulullah, sembilan dari sepuluh pintu rejeki itu ada dalam perdagangan. Jadi, sekali lagi saya ucapkan selamat atas diresmikannya 212 Mart Lubang Buaya ini,” ujarnya.

Suyatno berharap umat selalu bangkit bersatu dalam upaya membangkitkan ekonomi umat dan ekonomi bangsa, sehingga kita tidak lagi ketergantungan kepara orang lain atau negara lain.

“Indonesia ini negara kaya, jangan sampai dijajah dari segi ekonomi. Bisa dibayangkan kalau ekonomi kita lemah. Ya bisa-bisa iman kita digadai dengan Indomie. Tapi mudah-mudah kita bangkit bersama 212 Mart, bisa maju berjamaah,” pungkas Suyatno.

Tertarik buka 212Mart? Ingin ikut berinvestasi? Baca laman khusus 212Mart ini untuk jelasnya.

Sumber:
https://www.koperasisyariah212.co.id/pak-rt-pun-banggakan-212mart/

.

.

212 Mart Cikarang Barat
(Koperasi Amanah Mulia Usaha berSama)
(KAMUS)
Cikarang Barat, Bekasi

Aviliani Menyambut Baik Hadirnya 212 Mart

Aviliani Menyambut Baik Hadirnya 212 Mart
June 9, 2017 Posted by: Sri Sugiarti Category: Berita

Avilliani, pakar ekonomi menilai secara umum Koperasi Syariah 212 (KS 212) berangkat dari semangat besar dan citra yang kuat. Kalau KS 212 ini dikelola dengan baik menjadi contoh baru untuk koperasi nasional. “Kalau dikelola dengan ghiroh dan komitmen profesional para pengurusnya, Koperasi Syariah 212 akan jadi bukti perjuangan ekonomi syariah yang mendorong kebangkitan ekonomi umat,” ujar Aviliani pada Koperasi Syariah 212 ditemui di kantor INDEF, Jakarta, Kamis (8/6).

Sebab menurut dia, ghirah KS 212 ini salah satunya menjadikan koperasi sebagai institusi bisnis sosial. Hal ini membuat adanya titik temu antara ekonomi syariah dengan konsep koperasi yaitu bisnis yang memberi dampak kepada anggotanya sehingga bisa menciptakan distribusi ekonomi yang lebih baik.

Aviliani menyarankan, dalam pengembangan bisnis KS 212 sebaiknya agar anggotanya dimulai dengan sistem franchise, misalnya seperti Alfamart ingin dibeli menjadi 212 Mart. Ini sebagai upaya untuk memudahkan dengan cepat bisnis ritel berkembang. Dengan sistem franchise ini menurutnya, bisa mempertemukan antara penyuplai sampai toko dan penjual barang-barang atau distributor.

Koperasi Syariah 212 ini ke depannya, lanjut dia, bisa main di sektor pertanian dan perindustrian. Menurutnya, jangan memulai koperasi itu dari simpan pinjam. Tapi mulainya dengan menjual barang-barang UKM, justeru itu yang harus dibantu pemasarannya.

Terkait telah didirikannya enam 212 Mart besutan KS 212, Aviliani menyambut baik. Salah satunya 212 Mart Pekayon adalah konsorsium dari Indomaret yang dibeli. “Itu bagus bisa beli Indomaret. Saya menyambut baik hadirnya 212 Mart,” ujarnya.

Yang penting kata dia, pengurus 212 Mart ini orangnya harus profesional dan mengedepankan ghirah sehingga komitmen-komitmen untuk mendorong kebangkitan ekonomi umat bisa dikembangkan.

Aviliani menyarankan, agar dalam pengembangan 212 Mart ada pojok khusus bagi produk-produk UKM. “Jangan kaya Indomaret dan Alfamart, nggak ada bedanya donk yang hanya menjual punya Unilever. Tapi bagaimana 212 Mart itu benar-benar ada pojok yang menjual produk hasil UKM para anggotannya,” ujarnya.

Terpenting lagi, kata dia, mulailah dengan model bagi hasil dalam pengembangan bisnis ritel dan lainnya. Karena Aviliani menilai saat ini pengelola bisnis atau usaha bisnis syariah yang menjalankan sistem bagi hasil baru Hotel Sofyan dan rumah makan Padang Sederhana.

”Nah, 212 Mart ini dengan mengedepankan sistem syariah harus mengedepankan sistem bagi hasil kepada anggotanya dari keuntungan yang diraih,” ujarnya.

Apalagi, lanjut dia, saat ini di negara manapun mengembangkan sistem syariah. Menurut Aviliani, sistem syariah ini tidak membuat orang malas malah termotivasi untuk berkembang. Hal ini dikarenakan ada sistem bagi hasil selain fixed income membuat anggota lebih rajin.

”Misalnya, rajin belanja di 212 Mart, banyak untungnya dapat bonus dan berkah. Sistem bagi hasil ini dikembangkan lebih baik akan menjadi contoh buat yang lainnya,” ujar Aviliani.

Sumber:
https://www.koperasisyariah212.co.id/aviliani-menyambut-baik-hadirnya-212-mart/

.

.

212 Mart Cikarang Barat
(Koperasi Amanah Mulia Usaha berSama)
(KAMUS)
Cikarang Barat, Bekasi

Kembangkan 212 Mart Bukan Perjuangan Instan

Kembangkan 212 Mart Bukan Perjuangan Instan
August 1, 2017 Posted by: Sri Sugiarti Category: Berita

Direktur Eksekutif Koperasi Syariah 212, Ahmad Juwaini mengatakan, memperjuangkan atau memperdayakan ekonomi umat ini bukanlah perjuangan yang sebentar, bukan perjuangan sim salabim dan bukan perjuangan instan. Tapi butuh semangat dan upaya-upaya yang tidak boleh menyerah dan putus asa.

“Kalau hari ini kita buka 212 Mart ini ada kekurangan, kita harus sabar. Karena perjuangan ini tidak sebentar. Ada harapan-harapan ingin 212 Mart berkembang, sekarang belum terwujud, sabar perlahan-lahan kita perbaiki toko ini,” ujar Ahmad pada pembukaan 212 Mart Lubang Buaya, Jakarta Timur, Sabtu (29/7).

Jadi, kata Ahmad, yang penting dalam pengelolaan 212 Mart juga harus saling mengingatkan, dan kemudian bersama-sama memperbaiki supaya hasilnya meningkat. Dan jangan langsung mengecam, tapi dibutuhkan kesabaran.

”Misalnya, buat apa bikin toko 212 Mart, kalau yang dijual juga barang-barang Yahudi? Ada umat Islam yang berpikir seperti itu. Kalau kita mendengar kata-kata itu harus sabar. Perjuangan ini butuh waktu panjang, banyak prosesnya,” ujar Ahmad.

Semua itu, jelas dia, harus dilihat dari segi proses, potensi dan semua langkah. Karena terlalu buru-buru kalau tidak penuh perhitungan, tidak ditata dengan baik juga hasilnya hancur. Tetapi sebaliknya kalau terlalu lambat juga membuat kita untuk mudah putus asa. Jadi semua itu harus ditata dengan baik secara bersama-sama, sehingga tidak terlalu lambat dan terburu-buru.

Menurut Ahmad, 212 Mart Lubang Buaya ini dibuka belum apa-apa. Ini sangat ditentukan dukungan dan partisipasi komunitas Koperasi Syariah 212 Jakarta Timur yang telah bersama-sama mendirikan toko ini. ”Bapak-ibu yang miliki toko ini, jangan lupa belanja di sini,” kata Ahmad mengingatkan.

Ahmad pun memberikan contoh perhitungan, yakni kata dia, misalnya 212 Mart Lubang Buaya ini ingin sehari penjualannya mencapai Rp 8 juta. Berarti sebulan salesnya Rp 240 juta.

“Nah, kalau sale-nya mau Rp 240 juta. Kalau misalnya yang miliki 212 Mart ini ada 100 orang, maka perorang harus belanja Rp 2,4 juta perbulannya. Kalau 200 orang, berarti belanja perbulannya Rp 1,4 juta. Bapak-ibu harus menerapkan ini belanja di sini,” ungkapnya.

Sehingga, ungkap Ahmad, kalau basic jamaahnya bagus, maka warga lainnya yang bukan anggota pun akan belanja di toko ini, dan menambah keuntungan. ”Soalnya ada 212 Mart yang kita buka di tempat lain, ternyata dari 100 lebih yang miliki 212 Mart itu, yang belanja kurang dari 20 persen. Pantes penjualannya jadi rendah karena anggotanya jarang belanja di toko itu,” tukasnya.

Ahmad juga meminta pengelola 212 Mart Lubang Buaya ini memfasilitasi produk-produk Usaha Kecil Menengah (UKM) warga sekitarnya maupun anggota komunitas Koperasi Syariah 212 Jakarta Timur. Tentu semua produk UKMnya yang akan dititipkan di toko ini, harus dikelola dengan standar yang baik, dan suplai yang bagus begitu pula pasokannya.

Selain itu, Ahmad juga berharap warung-warung di sekitarnya menjadi mitra 212 Mart. Caranya, tentu kalau misalnya konsumen biasa hargnya X, tapi kalau untuk warung harganya harus dikurangi. Sehingga dengan harga yang lebih murah, warung itu bisa menjual lagi barang-barang tersebut.

“Kalau semua ini berjalan dengan baik, kita harapkan semakin banyak berkah, toko 212 Mart berkembang, dan untung pun bertambah. Insya Allah 212 Mart Lubang Buaya ini buka toko baru lagi,” ujar Ahmad.

Menurut Ahmad, 212 Mart ini menjadi wahana perbaikan kualitas ekonomi umat, khususnya meningkatkan ekonomi Islam dan syariah. Jadi bukan semata-mata perputaran uangnya tapi toko ini juga membawa aura penyebaran kebaikan yaitu ajaran Islam itu hadir membumi di tengah-tengah kita.

Sumber:
https://www.koperasisyariah212.co.id/kembangkan-212-mart-bukan-perjuangan-instan/

.

.

212 Mart Cikarang Barat
(Koperasi Amanah Mulia Usaha berSama)
(KAMUS)
Cikarang Barat, Bekasi