Kembangkan 212 Mart Bukan Perjuangan Instan

Kembangkan 212 Mart Bukan Perjuangan Instan
August 1, 2017 Posted by: Sri Sugiarti Category: Berita

Direktur Eksekutif Koperasi Syariah 212, Ahmad Juwaini mengatakan, memperjuangkan atau memperdayakan ekonomi umat ini bukanlah perjuangan yang sebentar, bukan perjuangan sim salabim dan bukan perjuangan instan. Tapi butuh semangat dan upaya-upaya yang tidak boleh menyerah dan putus asa.

“Kalau hari ini kita buka 212 Mart ini ada kekurangan, kita harus sabar. Karena perjuangan ini tidak sebentar. Ada harapan-harapan ingin 212 Mart berkembang, sekarang belum terwujud, sabar perlahan-lahan kita perbaiki toko ini,” ujar Ahmad pada pembukaan 212 Mart Lubang Buaya, Jakarta Timur, Sabtu (29/7).

Jadi, kata Ahmad, yang penting dalam pengelolaan 212 Mart juga harus saling mengingatkan, dan kemudian bersama-sama memperbaiki supaya hasilnya meningkat. Dan jangan langsung mengecam, tapi dibutuhkan kesabaran.

”Misalnya, buat apa bikin toko 212 Mart, kalau yang dijual juga barang-barang Yahudi? Ada umat Islam yang berpikir seperti itu. Kalau kita mendengar kata-kata itu harus sabar. Perjuangan ini butuh waktu panjang, banyak prosesnya,” ujar Ahmad.

Semua itu, jelas dia, harus dilihat dari segi proses, potensi dan semua langkah. Karena terlalu buru-buru kalau tidak penuh perhitungan, tidak ditata dengan baik juga hasilnya hancur. Tetapi sebaliknya kalau terlalu lambat juga membuat kita untuk mudah putus asa. Jadi semua itu harus ditata dengan baik secara bersama-sama, sehingga tidak terlalu lambat dan terburu-buru.

Menurut Ahmad, 212 Mart Lubang Buaya ini dibuka belum apa-apa. Ini sangat ditentukan dukungan dan partisipasi komunitas Koperasi Syariah 212 Jakarta Timur yang telah bersama-sama mendirikan toko ini. ”Bapak-ibu yang miliki toko ini, jangan lupa belanja di sini,” kata Ahmad mengingatkan.

Ahmad pun memberikan contoh perhitungan, yakni kata dia, misalnya 212 Mart Lubang Buaya ini ingin sehari penjualannya mencapai Rp 8 juta. Berarti sebulan salesnya Rp 240 juta.

“Nah, kalau sale-nya mau Rp 240 juta. Kalau misalnya yang miliki 212 Mart ini ada 100 orang, maka perorang harus belanja Rp 2,4 juta perbulannya. Kalau 200 orang, berarti belanja perbulannya Rp 1,4 juta. Bapak-ibu harus menerapkan ini belanja di sini,” ungkapnya.

Sehingga, ungkap Ahmad, kalau basic jamaahnya bagus, maka warga lainnya yang bukan anggota pun akan belanja di toko ini, dan menambah keuntungan. ”Soalnya ada 212 Mart yang kita buka di tempat lain, ternyata dari 100 lebih yang miliki 212 Mart itu, yang belanja kurang dari 20 persen. Pantes penjualannya jadi rendah karena anggotanya jarang belanja di toko itu,” tukasnya.

Ahmad juga meminta pengelola 212 Mart Lubang Buaya ini memfasilitasi produk-produk Usaha Kecil Menengah (UKM) warga sekitarnya maupun anggota komunitas Koperasi Syariah 212 Jakarta Timur. Tentu semua produk UKMnya yang akan dititipkan di toko ini, harus dikelola dengan standar yang baik, dan suplai yang bagus begitu pula pasokannya.

Selain itu, Ahmad juga berharap warung-warung di sekitarnya menjadi mitra 212 Mart. Caranya, tentu kalau misalnya konsumen biasa hargnya X, tapi kalau untuk warung harganya harus dikurangi. Sehingga dengan harga yang lebih murah, warung itu bisa menjual lagi barang-barang tersebut.

“Kalau semua ini berjalan dengan baik, kita harapkan semakin banyak berkah, toko 212 Mart berkembang, dan untung pun bertambah. Insya Allah 212 Mart Lubang Buaya ini buka toko baru lagi,” ujar Ahmad.

Menurut Ahmad, 212 Mart ini menjadi wahana perbaikan kualitas ekonomi umat, khususnya meningkatkan ekonomi Islam dan syariah. Jadi bukan semata-mata perputaran uangnya tapi toko ini juga membawa aura penyebaran kebaikan yaitu ajaran Islam itu hadir membumi di tengah-tengah kita.

Sumber:
https://www.koperasisyariah212.co.id/kembangkan-212-mart-bukan-perjuangan-instan/

.

.

212 Mart Cikarang Barat
(Koperasi Amanah Mulia Usaha berSama)
(KAMUS)
Cikarang Barat, Bekasi